Life is simple , just enjoy it , make your self comfort with the wave , let it flow :)

Kamis, 14 November 2013

TIPS INREYEN MOTOR BARU

Jika kita membeli atau baru mempunyai kendaraan yang masih baru, baik mobil ataupun motor pasti tidak asing dengan yang namanya masa Inreyen (Belanda: inrijden) atau Break-in atau Running-in anjuran inreyen ini ada di buku pedoman pemakaian kendaraan. Inreyen biasanya antara 0-500km jarak tempuh kendaraan.
Pada masa sekarang ini banyak informasi yang mengatakan Inreyen tidak perlu lagi, alasannya karena mesin sudah di test di pabrik dan antar komponen sudah dibuat sedemikian presisi. Bahkan informasi itu muncul dari kalangan ATPM (pemegang merek) dan pabrikan kendaraan itu sendiri.
Namun informasi tersebut bukan informasi tertulis dan dapat dipertanggung jawabkan, karena nyatanya seluruh pabrikan kendaraan tetap menganjurkan untuk mengikuti proses Masa Inreyen untuk kendaraan baru (mobil maupun motor) yang tertulis pada Buku Pedoman Pemakaian Kendaraan (User Manual / Owner Manual).
Masa Inreyen – masa yang paling penting dan menentukan umur pakai dan kualitas sebuah kendaraan, Cara anda memperlakukan mesin, dari dingin sampai dipakai sampai di matikan lagi memiliki efek yang sangat besar dalam umur dan kemampuannya. Permukaan komponen-komponen baru yang saling bersentuhan memiliki tingkat kehalusan yang berbeda-beda. Sekalipun komponen tersebut dibuat dengan sangat presisi, jika permukaannya dilihat dengan bantuan mikroskop akan terlihat tekstur yang kasar, berlubang ataupun bergaris/alur. Jika mesin dijalankan secara tidak benar, maka komponen yang bergesekan tadi akan mengalami keausan yang cepat, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi kerusakan komponen.
Karena pentingnya masa inreyen tersebut , saya ingin berbagi cara inreyen sepeda motor yang baik dan benar :
1. Lupakan cara lama dalam memperlakukan mesin baru dengan cara memperhatikan batasan RPM tertentu dalam jarak tertentu, lebih baik dikendarai secara biasa saja (normal use) yang membiarkan mesin bekerja secara bebas (tetapi jangan sampai batas merah) dan jangan juga di beri beban berat (misalnya penggunaan gigi tinggi pada kecepatan rendah atau lebih baik tidak dipakai boncengan).
2. Penggantian perseneling juga dilakukan secara halus jangan di dilepas secara tiba-tiba. Inreyen jangan dilakukan dengan cara distandar tengah lalu mesin dihidupkan dan perseneling masuk dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut dapat merusak mesin.
3. Jangan menggunakan oli sintetis. Hal ini selain memperlambat bed in karena kelicinannya juga dapat memperpendek umur mesin. Bearing dan silinder menjadi terlalu licin sehingga tidak bisa menghasilkan film untuk memegang oli yang lewat. Jadi kalau inreyen pakai oli standar pabrik yang mineral aja, selain murah hasil terbaik.
4. Menghidupkan motor dari keadaan dingin. Kerusakan yang paling besar dari sebuah mesin kebanyakan terjadi pada start awal dari dingin. Oli masih sulit untuk bersirkulasi dan juga oli masih berada di bawah yaitu di bak oli. Untuk menolong hal ini, gunakan kick starter beberapa kali dalam keadaan mesin mati. Dalam hal menyimpan motor juga berpengaruh. Parkirlah motor dengan menggunakan standar tengah sehingga oli merata dikiri-kanan mesin. Kalau menggunakan standar sampng, oli akan berkumpul di sebelah kiri mesin. Apalagi kalau motor ditinggal lama. Hal ini menyebabkan bagiandalam mesin sebelah kanan jadi cemburu karena kurang terlumasi. Setelah mesin hidup, boleh tunggu beberapa saat sekitar 1 menit sampai mesin sudah idle normal atau langsung jalan dengan kecepatan santai untuk memberi kesempatan oli bersirkulasi dengan sempurna.
5. Kendarailah motor dengan semestinya. Mesin-mesin dibuat dengan tujuannya masing-masing. Mesin potong rumput di disain untuk hidup dengan putaran mesin yang statis. Berbeda dengan mesin motor yang didisain dengan putaran mesin yang dinamis.
Apalagi untuk motor jaman sekarang yang didisain untuk dibawa pada RPM menengah ke tinggi. Misalnya untuk Motor Satria, dari spesifikasi dapat diketahui tenaga dan torsi maksimum pada RPM yang cukup tinggi yaitu 9000-an.
Sehingga bisa dikatakan mesin Satria bekerja secara optimal di sekitar RPM (8000 – 90000) yang membuat mesin menjadi lebih awet dibandingkan dengan mesin satria yang dikendarai terlalu hati-hati atau dikendarai dengan cara short shifting (ganti perseneling pada RPM yang terlalu rendah).
Jadi sekali-sekali motor bawa kebut untuk membuat mesin bersih dan sehat tanpa melupakan tanggung jawab kita sebagai pengendara motor yang sopan.
Perhatikan pula dalam menurunkan perseneling. Jangan menurunkan lebih dari satu gigi sekaligus dari kecepatan tinggi yang mengakibatkan over-rev (RPM ketinggian atau di atas batas aman)sehingga dapat merusak transmisi dan katup juga bisa bengkok.
6. Jangan sering-sering angkat roda depan. Sepeda motor di disain dengan dua roda, jadi kalau kita mengendarai motor dengan satu roda berarti kita memakainya diluar disainnya. Beberapa motor, kalau kita angkat roda depan cukup lama menyebabkan oli menuju ke belakang crankcase sehingga sulit dijangkau mesin untuk disirkulasikan. Apa yang akan terjadi? Turun mesin!
7. Kita sering melihat pengendara motor atau mobil menaikkan RPM (ngegas) sebelum dimatikan. Untuk kendaraan teknologi lama atau mesin 2 tak hal tersebut biasa dilakukan untuk memperkaya ruang bakar atau membersihkan busi sehingga mudah untuk di start kembali, namun tidak sama sekali untuk motor baru, jadi jangan dilakukan.

-SELAMAT MENCOBA SEMOGA BERMANFAAT-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar